Blogger Widgets

Tahun Baru di Jepang

Tuesday, June 12, 2012 0 comments

Tahun baru (正月 shōgatsu) di Jepang dirayakan tanggal 1 Januari dan berlangsung hingga tanggal 3 Januari. Dalam bahasa Jepang, kata "shōgatsu" dulunya dipakai untuk nama bulan pertama dalam setahun, tapi sekarang hanya digunakan untuk menyebut tiga hari pertama pada awal tahun.
Istilah "shōgatsu" juga digunakan untuk periode matsu no uchi (松の内) atau masa hiasan daun pinus (matsu) boleh dipajang. Di daerah Kanto, Matsu no uchi berlangsung dari tanggal 1 Januari hingga 7 Januari, sedangkan di daerah Kansai berlangsung hingga koshōgatsu (小正月?, tahun baru kecil) tanggal 15 Januari.
Tanggal 1 Januari adalah hari libur resmi di Jepang, tapi kantor pemerintah dan perusahaan swasta tutup sejak tanggal 29 Desember hingga 3 Januari. Bank dan lembaga perbankan tutup dari tanggal 31 Desember hingga 3 Januari, kecuali sebagian ATM yang masih melayani transaksi.
Sampai tahun 1970-an, sebagian besar toko dan pedagang eceran di daerah Kanto tutup hingga tanggal 5 Januari atau 7 Januari. Perubahan gaya hidup dan persaingan dari toko yang buka 24 jam membuat kebiasaan libur berlama-lama ditinggalkan. Mulai tahun 1990-an, hampir semua mal dan pertokoan hanya tutup tanggal 1 Januari dan mulai buka keesokan harinya tanggal 2 Januari, tapi biasanya dengan jam buka yang diperpendek. Hari pertama penjualan barang (hatsu-uri) di pusat pertokoan dimeriahkan dengan penjualan fukubukuro(kantong keberuntungan). Penjualan barang di semua mal dan pertokoan sudah normal kembali sekitar tanggal 4 Januari.

Istilah
Tanggal 1 Januari disebut ganjitsu (元日?, hari pertama), sedangkan pagi hari 1 Januari disebut gantan (元旦, pagi pertama). Perayaan tahun baru berlangsung selama tiga hari yang disebut sanganichi (三が日, 3 hari).
Bagi sebagian orang, tahun baru belum berakhir sampai tanggal 20 Januari yang disebuthatsuka shōgatsu (二十日正月?, tahun baru tanggal 20), saat semua hiasan tahun baru sudah harus disimpan. Di daerah Kansai, Hatsuka shōgatsu dikenal sebagai honeshōgatsu(骨正月?, tahun baru tulang) karena biasanya pada hari tersebut, ikan masakan tahun baru sudah habis dimakan sampai ke tulang-tulangnya.
Kegiatan menyambut tahun baru sudah dimulai sejak dua atau tiga minggu sebelum pergantian tahun. Di daerah Kanto, hari persiapan tahun baru yang disebut o-koto hajime (お事始め?, awal kegiatan) jatuh pada 8 Desember, sedangkan di daerah Kansai pada 13 Desember.

Tradisi
Di zaman dulu, kalender Jepang didasarkan pada kalender Tionghoa, sehingga orang Jepang merayakan tahun baru pada awal musim semi, bersamaan dengan Tahun baru Imlek, Tahun baru Korea, dan Tahun baru Vietnam. Pada tahun 1873, pemerintah Jepang mulai menggunakan kalender Gregorian sehingga tahun baru ikut dirayakan tanggal 1 Januari.
Di Jepang, penghormatan terhadap arwah leluhur dilakukan sebanyak dua kali, di musim panas sewaktu merayakan obon dan pada awal tahun baru. Sewaktu merayakan tahun baru, arwah leluhur dipercaya datang sebagai Toshigami (年神, dewa tahun) yang memberi berkah dan kelimpahan sepanjang tahun.
Tahun baru pernah digunakan untuk merayakan bertambahnya usia. Tradisi ini dilakukan semasa orang Jepang masih mengikuti cara perhitungan usia yang disebut kazoedoshi. Bayi dianggap sudah berumur 1 tahun sewaktu dilahirkan dan usia bertambah setahun pada tanggal 1 Januari. Pada tahun 1902, perhitungan cara kazoedoshi digantikan sistem umur bertambah sewaktu berulang tahun (man-nenrei) yang lazim digunakan di seluruh dunia.

Malam tahun baru
Hari tanggal 31 Desember atau malam tahun baru disebut ōmisoka. Di malam tahun baru, orang Jepang mempunyai tradisi memakansoba yang disebut toshikoshi soba.
Stasiun televisi di Jepang bersaing memperebutkan pemirsa dengan berbagai acara malam tahun baru. NHK mempunyai tradisi menayangkan acara Kōhaku Uta Gassen, berupa kompetisi lagu antarpenyanyi terkenal yang dibagi menjadi kubu merah dan kubu putih.
Menjelang pukul 12 malam, genta yang terdapat di berbagai kuil agama Buddha di Jepang dibunyikan. Tradisi memukul genta menjelang pergantian tahun disebut joya no kane. Genta dibunyikan sebanyak 108 kali sebagai perlambang 108 jenis nafsu jahat manusia yang harus dihalau.

Kunjungan ke kuil
Hari-hari pada awal tahun baru ditandai dengan hatsumōde berupa kunjungan pertama ke kuil agama Shinto dan Buddha. Di depan kuil-kuil besar, selepas pergantian tahun sudah bisa dijumpai kerumunan orang yang menunggu pintu kuil dibuka. Doa yang disampaikan biasanya berupa harapan agar sehat dan selamat sepanjang tahun.

Makanan tahun baru
Osechi adalah sebutan untuk masakan istimewa yang dimakan pada tahun baru. Sup zōni dari kuah dashi yang berisi mochi dansayuran merupakan salah satu masakan osechi. Berbagai macam lauk masakan osechi dimasak berhari-hari sebelumnya dan diatur di dalam kotak kayu bersusun yang disebut jūbako (重箱). Toko swalayan besar sejak beberapa minggu sebelum tahun baru juga sudah membuka pemesanan osechi. Lauk pada masakan osechi biasanya sangat manis atau asin, seperti: kuromame, tatsukuri (gomame),kombumaki, kamaboko, kurikinton, kazunoko, dan datemaki. Makanan tahun baru diharapkan bisa tahan lama, karena tahun baru merupakan kesempatan libur memasak bagi ibu rumah tangga di Jepang.
Ikan yang dimasak berbeda menurut daerahnya, di Jepang bagian timur digunakan ikan salem sedangkan di Jepang bagian barat digunakan ikan sunglir (buri). Beberapa daerah juga memiliki masakan khas yang tidak bisa dinikmati di tempat lain. Daerah Kansaimemiliki masakan khas berupa ikan cod kering (bōdara) yang dimasak dengan gula pasir dan shōyu.
Penutupan perayaan tahun baru ditandai dengan memakan bubur nanakusa yang dimasak dengan 7 jenis sayuran dan rumput. Bubur ini dimakan tanggal 7 atau 15 Januari agar perut bisa beristirahat setelah dipenuhi makanan tahun baru.

Mochi
Acara menumbuk mochi (mochitsuki) merupakan salah satu tradisi menjelang tahun baru. Ketan yang sudah ditanak dimasukkan ke dalam lesung dan ditumbuk dengan alu. Satu orang bertugas menumbuk, sedangkan seorang lagi bertugas membolak-balik beras ketan dengan tangan yang sudah dibasahi air. Beras ketan ditumbuk hingga lengket dan membentuk gumpalan besar mochi berwarna putih.
Selain dimakan sebagai pengganti nasi selama tahun baru, mochi juga dibuat hiasan tahun baru yang disebut kagami mochi. Secara tradisional, kagami mochi dibuat dengan cara menyusun dua buah mochi berukuran bundar, ditambah sebuah jeruk di atasnya sebagai hiasan.

Kartu pos tahun baru
Orang Jepang mempunyai tradisi berkiriman kartu pos nengajō (年賀状, ucapan tahun baru)yang tiba persis tanggal 1 Januari. Kartu pos ucapan tahun baru dijamin sampai ke alamat yang dituju pada tanggal 1 Januari, asalkan dikirim tidak melewati jangka waktu penerimaan yang ditetapkan kantor pos. Penerimaan kartu pos biasanya dimulai pertengahan Desember hingga beberapa hari terakhir sebelum penutupan tahun. Kantor pos membutuhkan pegawai ekstra yang direkrut dari kalangan pelajar, agar semua kartu pos bisa disampaikan tanggal 1 Januari.
Sebagai penghormatan terhadap orang yang meninggal, anggota keluarga yang baru ditinggalkan tidak merayakan tahun baru dan tidak mengirim kartu pos tahun baru. Sebagai gantinya, anggota keluarga yang baru ditimpa musibah mengirim kartu pos berisi pemberitahuan tidak bisa mengirim kartu pos ucapan tahun baru.
Setiap tahunnya, Kantor Pos Jepang memiliki tradisi mencetak kartu pos dengan tema yang berbeda-beda. Kartu pos dihiasi dengan lukisan tempat terkenal di Jepang dan gambar binatang Shio untuk tahun yang baru. Kartu pos tahun baru yang diterbitkan kantor pos juga memiliki nomor undian yang diundi pada awal tahun. Penerima kartu pos yang beruntung bisa memenangkan berbagai hadiah berupa barang. Selain di kantor pos, kartu pos ucapan tahun baru juga bisa dibeli di berbagai tempat. Kartu pos yang dijual di toko buku memiliki pilihan gambar yang lebih banyak, tapi sering masih perlu ditempeli prangko.
Kartu pos ucapan tahun baru bisa ditulisi sendiri dengan berbagai pesan dan ucapan. Gambar binatang atau kalimat ucapan standar bisa ditambahkan dengan menggunakan stempel karet beraneka warna yang dijual di toko buku atau stempel yang disediakan di kantor pos. Kartu pos ucapan tahun baru sering digunakan untuk memamerkan kemampuan menulis indah bagi pengirim yang pandai menulis kaligrafi. Pemilik komputer pribadi bisa menggunakan perangkat lunak khusus untuk mencetak kartu pos. Bagi orang yang memiliki banyak kenalan dan relasi, kartu pos biasanya sudah ditulisi sejak awal bulan Desember.
Berbagai ucapan selamat tahun baru yang umum:
  • Kotoshi mo yoroshiku onegai shimasu (今年もよろしくお願いします)
  • Akemashite omedetō gozaimasu (あけましておめでとうございます, Selamat tahun baru)
  • Kin-ga shinnen (謹賀新年, Mengucapkan tahun baru)

Otoshidama
Orang Jepang mempunyai tradisi memberikan angpao yang dikenal dengan sebutanotoshidama (お年玉?). Sewaktu memberikan otoshidama untuk anak-anak, sejumlah uang kertas yang masih baru atau uang logam dimasukkan ke amplop kecil bernama pochibukuro(otoshidama-bukuro) yang berhiaskan aneka gambar kesukaan anak-anak. Otoshidama sangat ditunggu-tunggu anak-anak di Jepang, terutama bila memiliki paman atau bibi yang murah hati.

Kesenian dan permainan
Perayaan tahun baru juga dimeriahkan dengan menulis aksara kanji pertama untuk tahun tersebut. Tradisi menulis aksara kanji yang dilakukan tanggal 2 Januari disebut kakizome(kaligrafi pertama).
Tahun baru juga dirayakan dengan berbagai permainan, seperti: permainan fukuwarai (meletakkan gambar bagian-bagian wajah, seperti hidung, alis mata, dan mulut pada tempat yang tepat dengan mata tertutup), hanetsuki (bulu tangkis tradisional), menaikkan layang-layang (takoage), gasing (koma), bermain dadu (sugoroku), dan permainan memungut kartu yang disebut karuta.

Mengapa dunia perlu mengagumi orang Jepang?

0 comments


Dunia tersentak ketika Jepang diguncang gempa hebat dan diterjang tsunami yang mengerikan dan meluluhlantakkan kota yang bersih nan indah di pantai timur utara Pulau Honshu. Bencana telah menelan ribuan korban jiwa dan harta benda. Namun dari pemandangan yang memilukan dan memiriskan hati itu, ada kekaguman terhadap perilaku dan sikap orang Jepang. Dalam kondisi yang terbatas, mereka masih tetap berusaha untuk tenang, tidak panik, saling menyemangati, bahu membahu dan selalu percaya dengan langkah dan kebijakan pemerintah dalam mengatasi permasalahan. Andai saja tidak terjadi tsunami, berita yang datang bak air bah tentang tragedi Negeri Sakura tidak menjadi headline di media dalam waktu yang cukup lama.
Perilaku dan sikap  mengagumkan yang ditunjukkan orang Jepang telah menjadi prinsip dasar kehidupan yang menjadi kebiasaan dan mendarah daging dalam norma dan etika yang diterapkan baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun ketika menjalankan aktivitas bisnisnya.
 
1. Disiplin dan kemandirian yang tinggi
Disiplin dan kemandirian orang Jepang memang luar biasa. Bangsa Jepang terkenal sebagai bangsa yang sangat disiplin, sehingga wajar apabila mereka dengan cepat dapat menjadi salah satu bangsa yang terkemuka di dunia saat ini.  Disiplin dalam segala hal bagi orang Jepang merupakan prioritas. Mereka sadar sepenuhnya bahwa dengan disiplin akan melancarkan segala urusan dan tidak menjadikan orang lain dirugikan atau disakiti. Banyak contoh yang menggambarkan bagaimana masyarakat Jepang “mendewakan” disiplin, disiplin waktu misalnya.  Bagi orang Jepang, keterlambatan tanpa kabar berarti akan membuat orang lain khawatir dan berfikir  pada hal-hal buruk yang mungkin terjadi seperti kecelakaan, sakit atau halangan yang menyulitkan. Sehingga ketika seseorang tidak bisa menghindari keterlambatan, mereka akan memberikan kabar terlebih dahulu. Apabila mereka membiarkan keterlambatan tanpa pemberitahuan apapun adalah suatu kesalahan besar karena dianggap tidak menghargai perasaan orang lain. Kebiasaan orang Jepang untuk menghindari keterlambatan adalah datang lebih awal dari waktu yang disepakati.

Pepatah Jepang “Kunshi wa hitori otsutsa shinu” (orang hebat selalu menjaga perilakunya, meskipun sedang sendiri) menggambarkan bagaimana orang Jepang mengedepankan disiplin dan tidak mau mempertaruhkan nama baiknya hanya untuk melanggar aturan. Ada sebuah kasus yang cukup menarik bagi penulis untuk menggambarkan hal ini. Jepang merupakan negara yang cukup liberal untuk mengakses hal-hal yang berbau pornografi melalui internet atau medianya. Namun demikian jangan coba-coba mengakses situs-situs porno pada saat jam kerja. Seorang pegawai negeri di Jepang berhasil mengunjungi 780.000 alamat situs porno melalui komputernya saat jam kerja. Akibatnya ia harus rela turun jabatan sekaligus penurunan gaji USD190 setiap bulannya.   Penulis jadi agak heran di negeri yang tidak mendewakan agama sebagai jalan hidupnya tetapi ternyata pelanggaran moralitas pada waktu jam kerja ternyata masih ada sangsinya.  Kira-kira kalau ditempat kita bagaimana ya?
Orang Jepang juga memegang teguh kemandirian dan berusaha untuk tidak bergantung kepada orang lain. Fenomena pengemis nampaknya selama penulis tinggal di Jepang belum pernah sekalipun melihat adanya pengemis yang berkeliaran, yang tentunya bagi beberapa negara Asia termasuk di Indonesia menjadi permasalahan sosial yang  sulit untuk dipecahkan.  Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Di Jepang,  anak-anak usia SD biasanya membawa 3 tas besar yang berisi pakaian, handuk, sepatu, bekal makan siang (bento), buku-buku dan botol minuman. Setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri.
Selepas SMA anak-anak  biasanya akan terpisah dari orangtuanya dan hidup secara mandiri dengan bekerja sampingan atau lebih dikenal dengan istilah arubaito  (kerja paruh waktu) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya kuliahnya. Pada masa ini orang tua masih tetap membantu apabila diperlukan dan bersifat pinjaman. Usia lanjut juga tidak menjadikan orang Jepang hanya duduk dan berleha-leha, di jalanan banyak lansia walaupun sudah agak payah berjalan dengan bantuan gerobak belanjaannya sebagai pegangan tetap menjalankan aktivitasnya untuk pergi berbelanja dan beraktivitas seperti yang lainnya. 

2. Semangat Kerja dan penghargaan yang tinggi terhadap pekerjaan
Orang Jepang memiliki kecenderungan sebagai orang pekerja bahkan terkadang cenderungworkaholic (gila kerja). Pulang cepat adalah sesuatu yang “memalukan” di Jepang dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan. Orang Jepang sudah terbiasa kerja extra dengan tanpa adanya uang lembur. Mereka terbiasa menghabiskan waktu di tempat kerja dengan mengorbankan waktu bagi keluarganya. Tak aneh kalau orang Jepang suka bekerja keras. Selain merupakan status dan prestise bagi mereka, sejak kecil mereka  sudah terbiasa mendengar kata-kata penyemangat seperti gambatte kudasaiyang artinya berusahalah/berjuanglah atau gambarimashoo yang artinya ayo berusaha.
Penghargaan yang tinggi terhadap pekerjaan, menjadikan orang Jepang  bekerja secara profesional dan fokus terhadap pekerjaan. Mereka tidak meremehkan suatu pekerjaan, karena mereka beranggapan bahwa semua orang akan memberikan kontribusi cukup penting apapun jenis pekerjaannya.
Maka tak heran kalau untuk aktualisasi diri, seorang mantan PNS setelah pensiun bisa beralih menjadi tukang parkir di kampus. Seorang mantan manager multi nasional company setelah pensiun beralih menjadi supir taksi. Walaupun ini sebuah kebetulan yang penulis temui, nampaknya aktualisasi diri orang Jepang diwujudkan dengan tetap bekerja setelah masa pensiunnya.

Anime Festival Asia 2012 di Jakarta!

0 comments

Ini merupakan sebuah berita yang menggembirakan bagi para penggemar jepang umumnya dan penggemar anime khususnya,awalnya saya juag gak percaya dengan berita ini,
setelah berbagai kabar burung yang mengatakan bahwa Anime Festival Asia 2012 (AFA) di Indoensia adalah hoax atau bohong, Danny Choo, pemilik situs populer culture japan, mengkonfirmasi bahwa berita ini bukanlah sebuah berita bohong, karena dia akan terlibat di dalam acara ini, sebagai salah satu bintang tamu yang akan hadir dalam acara ini. jadi waktu danny choo bilang dia ingin ke indonesia bulan september, ternyata ini toh 

AFA 2012 akan diadakan di Jakarta , pada tanggal 1-2 September 2012 

untuk bergabung dengan Official Twitter AFA INDO  KLIK DISINI
untuk bergabung dengan Official FacebOok AFA KLIK DISINI  
Konfirmasi Danny Choo melalui websitenya, bisa KLIK DISINI

Workshop Origami eX Japan Summer Festival Jakarta

1 comments















10.00 – 18.00  BOOTH ORIGAMI dan KOKORU, disini pengunjung dapat membeli pernak-pernik dan belajar langsung membuat kreasi dari kertas kokoru (color corrugated paper)

17.00 – 18.00   WORKSHOP ORIGAMI JAPAN SUMMER FESTIFAL, Berorigami membuat 
model-model origami populer saat musim semi

Tempat acara :
eX lifestyle Center (eX mall-sebelah Plaza Indonesia)
Main atrium city hall level 1
Jl. M.H. Thamrin Kav 28-30
Info dan Registrasi :
origmami-indo
Ticket : Rp. 25.000,-
Free Origami Paper, Mini note book
Buy 4, Free 1 Ticket

Suported by :  Klub Origami Indonesia & Paper Replika Indonesia
Organized by : Triple Nine Production

Cosplay

0 comments

Cosplay (コスプレ Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.
Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia, yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia.

Cosplay di Indonesia
Cosplayer adalah orang yang mengenakan pakaian/kostum/cosplay. Kebanyakan costume yang digunakan dari Jepang. Di Indonesia sangat jarang ditemukan Cosplayer yang mengenakan pakaian dari komik luar asia, beberapa menggunakan tipe eropa tetapi dikarenakan di ambil dari manga/manwa bukan dari komik luar asia.

Pembagian cosplay
Secara umum cosplay dinilai sama. Tetapi tak langsung dalam beberapa event yang terjadi di Indonesia sering dilakukan pembagian/kategori cosplay

  • Cosplay anime/manga. Cosplay yang berasal dari anime maupun manga. Biasanya manhwa termasuk didalamnya termasuk comic dari amerika
  • Cosplay Game. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di Game.
  • Cosplay Tokusatsu. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di film tokusatsu.
  • Cosplay Gothic. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter bernuansa gelap atau Gothic. Biasanya digabung dengan Lolita.
  • Cosplay Original. Cosplay yang benar-benar original tidak ada di anime, tokusatsu dan lainnya. Atau memiliki dasar yang sama seperti tokoh game Kingdom heart misalnya: Sora (Kingdom Heart) tetapi berbentuk metalic (modern)
  • Harajuku Style. Beberapa cosplayer sering menduga Harajuku style adalah bagian dari cosplay. Beberapa Harajuku style muncul di manga/anime seperti Nana.

Sejarah cosplay di Indonesia
Pada awalnya cosplay tidak begitu banyak di kenal di Indonesia. Pada awal 2000-an, beberapa event seperti Gelar Jepang UI mengadakan Event Cosplay. Tetapi saat itu belum ada yang berminat, cosplay pertama saat itu hanyalah EO dari acara Gelar Jepang tersebut.
Beranjak dari Event Jepang, beberapa pemuda-pemudi (kebanyakan pemudi) di Bandung memperkenalkan gaya Harajuku dan hadirnya cosplayer pertama yang bukan merupakan EO saat itu. Berlanjut hingga sekarang, hampir tiap bulannya selalu ada event cosplay di Jakarta, dan di kota-kota besar di Indonesia. 

Bonsai

0 comments



Bonsai (盆栽?) adalah tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal dengan tujuan membuat miniatur dari bentuk asli pohon besar yang sudah tua di alam bebas. Penanaman (sai, ) dilakukan di pot dangkal yang disebut bon (). Istilah bonsai juga dipakai untuk seni tradisional Jepang dalam pemeliharaan tanaman atau pohon dalam pot dangkal, dan apresiasi keindahan bentuk dahan, daun, batang, dan akar pohon, serta pot dangkal yang menjadi wadah, atau keseluruhan bentuk tanaman atau pohon. Bonsai adalah pelafalan bahasa Jepang untuk penzai (盆栽).

Seni ini mencakup berbagai teknik pemotongan dan pemangkasan tanaman, pengawatan (pembentukan cabang dan dahan pohon dengan melilitkan kawat atau membengkokkannya dengan ikatan kawat), serta membuat akar menyebar di atas batu. Pembuatan bonsai memakan waktu yang lama dan melibatkan berbagai macam pekerjaan, antara lain pemberian pupuk, pemangkasan, pembentukan tanaman, penyiraman, dan penggantian pot dan tanah. Tanaman atau pohon dikerdilkan dengan cara memotong akar dan rantingnya. Pohon dibentuk dengan bantuan kawat pada ranting dan tunasnya. Kawat harus sudah diambil sebelum sempat menggores kulit ranting pohon tersebut. Tanaman adalah makhluk hidup, dan tidak ada bonsai yang dapat dikatakan selesai atau sudah jadi. Perubahan yang terjadi terus menerus pada tanaman sesuai musim atau keadaan alam merupakan salah satu daya tarik bonsai.

Jenis

Pohon yang paling umum dibonsai adalah berbagai spesies pinus. Jenis tanaman dan pohon dipakai untuk mengelompokkan jenis-jenis bonsai:
  • Bonsai pohon pinus dan ek: tusam, cemara cina, cemara duri, sugi, dan lain-lain.
  • Bonsai pohon buah untuk dinikmati keindahan buahnya (Ilex serrata, kesemek, Chaenomeles sinensis, apel mini, dan lain-lain).
  • Bonsai tumbuhan berbunga untuk dinikmati keindahan bunganya (Prunus mume,Chaenomeles speciosa, sakura, azalea satsuki).
  • Bonsai pohon untuk dinikmati bentuk daunnya (maple, Zelkova serrata, Rhus succedanea, bambu).
Ada banyak sekali tanaman tropis yang telah dicoba dan ternyata cocok untuk dibonsai, di antaranya asam jawa, beringin, cemara udang, waru, dan jambu biji.

Sejarah

Bonsai berasal dari seni miniaturisasi tanaman yang disebut penjing (盆景) dari periode Dinasti Tang. Di makam putra dari Maharani Wu Zetian terdapat lukisan dinding yang menggambarkan pelayan wanita yang membawa pohon berbunga dalam pot dangkal. Pot dangkal berukuran kecil ini merupakan miniaturisasi dari pemandangan alam.

Kalangan bangsawan di Jepang mulai mengenal penjing sekitar akhir zaman Heian. Aksara kanji untuk penjing (盆景) dilafalkan orang Jepang sebagai bonkei. Sama halnya dengan di Cina, bonkei di Jepang juga merupakan miniaturisasi dari pemandangan alam. Seni yang hanya dinikmati kalangan atas, terutama kalangan pejabat istana dan samurai, dan baru disebut bonsai pada zaman Edo.

Menanam bonsai adalah pekerjaan sambilan samurai zaman Edo, saat bonsai mencapai puncak kepopuleran. Sejak zaman Meiji, bonsai dianggap sebagai hobi yang bergaya. Namun pemeliharaan bonsai dan penyiraman memakan banyak waktu. Sejalan dengan lingkungan tempat tinggal di Jepang yang makin modern dan tidak memiliki halaman, penggemar bonsai akhirnya terbatas pada kalangan berusia lanjut.

Ukuran

Bonsai di "Foire du Valais", Swiss, 2005.
Bonsai dikelompokkan menjadi enam kelompok berdasarkan tinggi tanaman dari pangkal batang hingga bagian puncak tanaman:
  • raksasa: tinggi pohon lebih dari 101 cm.
  • sangat besar: tinggi pohon antara 76-100 cm.
  • besar: tinggi pohon antara 46-75 cm
  • sedang: tinggi pohon antara 31-45 cm
  • kecil: tinggi pohon antara 16-30 cm
  • sangat kecil: tinggi pohon kurang dari 15 cm.

 
JapanSuki © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets